Wednesday, January 26, 2011

Bedah Kamar Kos (Episode kelabang)

Jadi ceritanya gini. Waktu itu.... oiya belom nulis tempat dan tanggal -_-

Jogjakarta, xx Januari 2011.

oke lanjut. Nah waktu itu kan lagi pengen "bersih-bersih" kamar kos alias yaaa rapiin tempat tidur, beresin buku-buku, beresin baju kotor untuk di-laundry. Nah story dimulai pada saat aku pengen beresin baju kotor. Emang sih aku waktu itu lagi males pake kantong plastik, jadi baju kotor aku tumpuk (tapi rapi (tetep)) di samping pintu kamar mandi (kosanku kamar mandi dalem :D). Nah pas aku mau angkat baju-baju itu buat aku masukin kantong plastik untuk di-laundry,

TIBA-TIBAAAAAA........


ada seekor kelabang keluar dari tumpukan baju kotor gue menuju ke bawah lampit. Tereak lah gue. Gile. Tu kelabang dari mana coba.

Dag dig dug. Jantungku berdebar dengan sangat kencang. Kenapa? Karena menurutku hewan yang harus dihapuskan dari muka bumi ini adalah KELABANG, LABA-LABA, dan KECOA. ISHHHH JIJIK

Langsung spontan aku mengeluarkan semua barang-barang kosanku ke luar kamar.
Semua. Ya. SEMUA.

bisa dilihat betapa banyaknya pernak-pernik yang ada di kosanku -_-

Semua kukeluarkan hingga tersisa koperku. Mengapa? Karena aku melihat kelabangnya bersembunyi di bawah koperku. ish jijik sumpah. Langsung lah daniel bersenjatakan sapu ijuk di tangan kanan, dan sapu lidi di tangan kiri. Perlindungan yang sangatlah tidak maksimal.

ini sisanya =_=

Aku menendang-nendang koper (berharap kelabangnya keluar kemudian dengan kecepatan cahaya, aku memukul kelabang tersebut dengan jurus yang telah diajarkan para dosen *oke abaikan) namun hasilnya nihil. Kelabangnya ga keluar-keluar -_- ukurannya ga besar-besar amat, sepanjang jari telunjuk. Akhirnya aku memberanikan diri mengangkat koperku berharap kelabangnya langsung keluar (lagi). Dan benar saja, pada saat aku mengangkat kopernya, kelabangnya keluar.

Jeng jeeeeeeng.

~Apakah yang kau lakukan Daniel?~ yup. aku melihat kelabangnya menjalar ke sudut kamar. Sudut mati. Dengan penuh amarah dan kemurkaan, kupukul kelabang itu berkali-kali dengan sapu ijuk di tangan kananku.

Sekali. Masih bergelinjang.
Dua kali. Masih bergerak-gerak.
Tiga kali. Belum mati.
Empat kali. Masih belum.
Lima kali. Masih belum mati juga.
Kesekian kali. MATI.

Tertawa dengan penuh kemenangan. Aku berhasil memusnahkan hewan nista tersebut. Dengan sangat hati-hati aku mengeluarkannya dari kamarku, kubuang keluar kosan. Ke jalanan di depan kosan.

Huhhhhhh. Jantungku masih berdebar dengan kencang. Tenang dann, kelabangnya sudah kau bunuh. Aku mencoba menenangkan diri. Setelah diriku tenang, aku mulai memasukkan barang-barangku ke dalam kamar. Capek? YA! EXXXTRA CAPEK. Badanku yang baru saja aku bersihkan (baca: mandi *ceritanya pake bahasa baku) sudah bersimbah keringat seakan-akan aku baru saja mandi dengan air keringat.



Ya pokoknya barang-barangnya udah beres deh. Aku duduk di kasur. Terdiam. Masih kepikiran kelabang yang tadi. "Lain kali aku harus lebih waspada", pikirku. Kemudian aku melirik ke case biola yang terletak di samping kasur. Kukeluarkan biola dari tempatnya, kemudian memainkannya. Yup! Hatiku menjadi sangat tenang ketika jiwaku dan biolaku menyatu :)

Semoga besok-besok ga ada kejadian kayak gini lagi. CAPEK WOI

2 comments:

heyo said...

hahahaha heboh bgt cmn gara2 kelabang XD

Daniel Haryo said...

kelabang. kelabang. KELABANG! *murka*